Minggu-minggu ini merupakan minggu yang cukup melelahkan. Banyak acara keluarga yang harus dipersiapkan dalam waktu singkat. Sabtu minggu 2 minggu lalu adik resmi melepaskan masa lajang dengan menikahi pacarnya. Kehebohan di rumah tidak bisa dihindari karena persiapan yang sangat mepet dan kurangnya anggota untuk itu. Ditambah lagi kondisi cuaca yang tidak bisa dipastikan hujan atau cerah. Tapi alhamdulillah tetap bisa berjalan lancar.
Acara selanjutnya pada hari selasa nya, yaitu acara manukkir namenek alias melihat anak yang baru lahir. Walaupun anak sudah umur 2 bulan lebih, hehehe. Tiap keluarga yang datang membawa kado buat junior dan menggendong sambil mendoakannya. Siangnya semua ikut makan siang bersama dilanjut acara mangkobar dari tiap-tiap pihak yang hadir. Lumayan makan banyak waktu kalau sudah namanya mangkobar. Harus banyak-banyak sabar menunggu sampai selesai.
Jadi apaan yang hilang itu? Disinilah dimulai awal ceritanya, saat sudah tidak ada lagi tamu yang datang, saat anggota keluarga mulai bersih-bersih ruang tengah. Salah satu handphone istri saya tidak keliatan. Sudah di telepon juga suaranya tetap tidak kendengaran suarang ringtonenya. Karena saya ingat terakhir saya masukkan di tempat tidur junior, jadi dengan yakin merasa handphone tersebut hanya terselip di suatu tempat dalam rumah. Dengan tenang saya pulang ke Medan untuk mulai kerja lagi karena masa cuti saya sudah habis. Masih merasa tidak ada yang janggal sampai kakak saya memberitahukan ke saya kalau ada yang anhkat telepon tersebut dan ngaku ada di muara tais. Disinilah kejanggalan tersebut mulai saya rasakan.
Langkah pertama yang saya lakukan adalah mendatangi grapari untuk mengganti kartu telepon istri saya dengan kartu baru karena takut disalahgunakan oleh orang yang megang handphone tersebut. Ternyata nomor tersebut digunakan untuk menghubungi teman dan keluarga si pemegang tersebut dan mengaku kalau itu adalah nomor telepon dia. Hal ini lah yang membuat keberadaannya bisa kami lacak dengan menghubungi orang yang mengirimkan sms ke nomor yang baru kami ganti kartunya. Akhirnya setelah memberikan penjelasan ke orang-orang tersebut dan mereka mau memberikan informasi yang sangat membantu mencari keberadaan handphone tersebut.
Handphone yang hilang akhirnya kembali lagi walaupun sudah mengalami perubahan fisik. Flip covernya sudah dilepas, screen protector nya pecah akibat bantingan keras. Syukurnya handphone tersebut masih berfungsi normal.
Moral ceritanya adalah jangan sembarangan meletakkan barang berharga anda dimana pun walaupun itu di rumah anda. Karena terkadang bisa saja orang yang tidak kita sangka bakalan meminjam barang kita main ambil begitu saja. Buat yang mau nyolong yah pintar dikit lah, masa kartu handphone curian diakuin nomor sendiri dan dipakai buat menghubungi teman serta saudara.
Comments
Post a Comment