Untung lah sudah sampai di tempat tujuan walau diwarnai kejadian yang cukup menegangkan. Bagaimana tidak bro, dari pukul 18.00 wib hujan membasahi kota Medan. Bus saya berangkat pukul 20.00 wib. Sebenarnya sih ga bakalan tepat waktu presisi banget, tapi namanya penumpang yah ga boleh telat. Udah lumrah kali yah gitu, mulai dari pesawat sampai bus peraturan yang tak tertulis seperti itu.
Jadi mana sisi menegangkannya bro? Yah namanya persepsi saya, buat saya menegangkan mungkin buat yang lain biasa aja, hehehe. Pukul 19.10an wib hujan pun belum mulai reda. Saya menunggu di depan pintu rumah sambil sesekali mencoba ujan nya udah bisa dilewati atau belum. Akhirnya ada becak yang melintas. Baru kali ini senang banget ketemu sama becak. Tanpa panjang lebar langsung saya naik dan ngasih tau tujuan saya. Sang supir becak pun langsung tancap gas.
Disinilah sisi menegangkannya muncul. Saat sedang macet-macetnya, datang dari belakang kami seorang for rider (ga tau tulisan yang benernya nih) dengan suara sirene yang lantang dan khas. Sontak sang supir becak mengarahkan becaknya kearah kiri. Tidak sadar becak tersebut menyenggol sebuah angkot. Mulai lah adu mulut antar mereka dan saya cuma bisa diam. Mikir bisa sampai tujuan tepat waktu atau tidak. Tiba-tiba supir becak masuk ke gang kecil buat melarikan diri dari supir angkot. Syukurnya memang lepas dari tu angkot. Akhirnya saya dioper ke becak lain biar sampai ke loket.
Kalau dipikir sih becak ga salah, wong ada sirene yang nyuruh minggir dan angkot nya juga ga kenapa-kenapa. Tapi namanya juga udah esmosi dan saling merasa benar, baiknya salah satu melarikan diri saja, hahaha. Sama supir becak pengganti tadi akhirnya diantar sampai tujuan dengan selamat. Sambil cerita-cerita ga biasanya jam segini macet parah.
Yoweslah, yang penting saya sampai tujuan dan ga sempat ditinggalin bus. Semoga supir beca dan angkot tu sama-sama ikhlas dan rela atas kejadian tersebut. Sekarang mudah-mudahan saya selamat sampai tujuan buat ketemu istri tercinta dan calon junior kami. Aamiin
Jadi mana sisi menegangkannya bro? Yah namanya persepsi saya, buat saya menegangkan mungkin buat yang lain biasa aja, hehehe. Pukul 19.10an wib hujan pun belum mulai reda. Saya menunggu di depan pintu rumah sambil sesekali mencoba ujan nya udah bisa dilewati atau belum. Akhirnya ada becak yang melintas. Baru kali ini senang banget ketemu sama becak. Tanpa panjang lebar langsung saya naik dan ngasih tau tujuan saya. Sang supir becak pun langsung tancap gas.
Disinilah sisi menegangkannya muncul. Saat sedang macet-macetnya, datang dari belakang kami seorang for rider (ga tau tulisan yang benernya nih) dengan suara sirene yang lantang dan khas. Sontak sang supir becak mengarahkan becaknya kearah kiri. Tidak sadar becak tersebut menyenggol sebuah angkot. Mulai lah adu mulut antar mereka dan saya cuma bisa diam. Mikir bisa sampai tujuan tepat waktu atau tidak. Tiba-tiba supir becak masuk ke gang kecil buat melarikan diri dari supir angkot. Syukurnya memang lepas dari tu angkot. Akhirnya saya dioper ke becak lain biar sampai ke loket.
Kalau dipikir sih becak ga salah, wong ada sirene yang nyuruh minggir dan angkot nya juga ga kenapa-kenapa. Tapi namanya juga udah esmosi dan saling merasa benar, baiknya salah satu melarikan diri saja, hahaha. Sama supir becak pengganti tadi akhirnya diantar sampai tujuan dengan selamat. Sambil cerita-cerita ga biasanya jam segini macet parah.
Yoweslah, yang penting saya sampai tujuan dan ga sempat ditinggalin bus. Semoga supir beca dan angkot tu sama-sama ikhlas dan rela atas kejadian tersebut. Sekarang mudah-mudahan saya selamat sampai tujuan buat ketemu istri tercinta dan calon junior kami. Aamiin
Comments
Post a Comment